Rabu, 05 April 2017

Psikologi Pendidikan - Diversitas Sosiokultural

KULTUR DAN ETNIS

Kultur
Kultur adalah pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari kelompok orang tertentu yang diturunkan dari satu generasi kegenerasi selanjutnya.
Para psikolog dan pendidik yang mempelajari kultur sering kali tertarik untuk membandingkan apa yang terjadi antara satu kultur dengan kultur lainnya.
Studi lintas-kultural adalah studi yang membangdingkan apa yang terjadi dalam satu kultur dengan apa yang terjadi dengan satu kultur lainnya menyediakan informasi tentang seberapa perilaku tertentu adalah perilaku khusus dari suatu kultur.
Perbedaan dalam kultur ini dideskripsikan dengan dua istilah:
Individualisme adalah seperangkat
nilai yang mengutamakan tujuan personal diatas tujuan kelompok.
Kolektivisme adalah seperangkat nilai yg mendukung kelompok.

Status Sosioekonomi
Status Sosio-ekonomi (SES) adalah kelompok orang berdasarkan karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya.

Etnis
Kata ethnic berasal dari kata Yunani yg berarti “bangsa”. Etnisitas adalah pola umum atau karakteristik seperti warisan kultural, nasionalitas, ras, agama, dan bahasa.

Isu Bahasa
Pendidikan Bilingual adalah mengajar
mengajar mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal mereka sembari secara
bertahap memberikan pengajaran menggunakan bahasa Inggris.

Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai diservitas dan mewadahi perspektif dari berbagai kelompok kultural atas dasar basis reguler.
Pendidikan multikultural ini bertujuan untuk pemerataan kesetaraan dan keadilan sosial dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna termasuk kelompok minoritas.
Ada 2 komponen utama dalam keadilan sosial ini, yaitu :
Reduksi Prasangka : aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain.
Pedagogi Ekuitas : modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi yang tepat untuk semua kelompok etnis.

Memberdayakan Murid
Pemberdayaan berarti memberi orang keahlian intelektual dan kemampuan mengcoping masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil.
Dari pendidikan multikultural ini diharapkan dapat meningkatkan rasa harga diri minoritas, mengurangi prasangka, dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih setara.

Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural. Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.
Pakar pendidikan multikultural
percaya bahwa guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif.

Pendidikan yang Berpusat pada Isu
Ini juga merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural. Pendidikan yang berpusat pada isu ini terkait erat dengan kesetaraan, keadilan sosial dan pendidikan moral.
Meningkatkan Hubungan Diantara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda
Beberapa strategi untuk meningkatkan hubungan antara anak dari kelompok etnis yang berbeda, yaitu :
Kelas Jigsaw, yakni kelas dimana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta
bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.
Kontak personal, dengan orang lain dari latar belakang kultural yang berbeda, maksudnya adanya hubungan antara guru dan staf sekolah dengan latar belakang kultural yang berbeda dalam berinteraksi atau bersosialisasi dengan murid. Agar dapat memperbaiki hubungan antara etnis di kalangan murid.
Pengambilan perspektif, yaitu seperti latihan atau aktivitas yang dapat membantu murid melihat perspektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar-etnis.
Pemikiran kritis dan inteligensi emosional.
Mengurangi bias.
Meningkatkan toleransi dan lain sebagainya.

Gender

Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita.
Peran gender (gender role) adalah ekspektasi sosial yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa, dan berbuat.

Pandangan terhadap Perkembangan Gender

 1. Pandangan Biologis
Tak satu pun yang menyangkal bahwa ada perbedaan genetik, biokimia, dan anatomi antar jenis kelamin. Bahkan pakar gender yang menganut pandangan environmental juga mengakui bahwa gadis dan jejaka diperlakukan secara berbeda karena perbedaan fisik dan peran mereka dalam proses reproduksi. Ada beberapa isu yg memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung pada
faktor biologis dan lingkungan. Misalnya, androgen adalah hormon seks dominan dalam diri pria sedangkan pada pada wanita corpus collosumnya lebih besar ketimbang pria.

2. Pandangan Sosialisasi
Teori psikoanalitik maupun kognitif sosial mendeskripsikan pengalaman sosial yang mempengaruhi perkembangan gender anak.
Teori psikoanalitik gender berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak-anak prasekolah mengembangkan ketertarikan seksual kepada orang tuanya yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya.
Teori kognitif sosial gender menekankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku gender dan melalui penguatan dan hukuman terhadap gender.
3.Pandangan Kognitif
Menurut teori perkembangan kognitif, tipe gender anak terjadi setelah mereka mengembangkan konsep gender. Teori ini dikembangkan oleh kohlberg (1966). Ia percaya anak baru memahami gender secara konstan setelah mencapai tahap operasional konkret Piaget yakni ketika ia berumur tujuh tahun.
Teori Skema gender menyatakan bahwa perhatian dan perilaku individu
dituntun oleh motivasi internal untuk menyesuaikan dengan standar sosiokultural berbasis gender dan stereotip gender. Skema gender adalah struktur kognitif, atau jaringan asosiasi yang menata dan menuntun persepsi individu berdasarkan gender.  

Stereotip
Stereotip gender adalah kategori luas yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang tepat untuk pria dan wanita.
Sexisme berarti prasangka dan diskriminasi terhadap individu karena jenis kelamin seseorang.

Klasifikasi Peran Gender
Konsep Androgini dikembangkan saat semakin banyaknya ketidakpuasan pria dan wanita kepada ekspektasi gender yang kaku. Androgini adalah konsep
tentang kehadiran karakteristik maskulin dan feminin yang diinginkan dalam diri seseorang.


0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungan Minggu Ini

Shania Ulimaz Yasmin. Diberdayakan oleh Blogger.