This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 03 Juni 2017

Psikologi Pendidikan - Mengelola Kelas


Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif
Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
1.      Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca, menulis, dan matematika, sampai aktivitas sosial, seperti bermain, berkomunikasi dengan teman, dan berdebat.
2.      Aktivitas terjadi secara simultan. Banyak aktivitas kelas secara simultan. Satu klaster (cluster) murid mungkin mengerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru, dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lainnya.
3.      Hal-hal terjadi secara cepat. Kejadia sering kali terjadi di kelas dan membutuhkan respons cepat. Misalnya, dua murid berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan; seorang murid mengeluh bahwa murid lain menyontek jawabannya, ada yang mendahului giliran, ada yang mencoret tangannya dengan [ena, dan sebagainya.
4.      Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi. Meskipun Anda membuat rencana dengan hati-hati dan rapi, kemungkinan besar akan muncul kejadian di luar rencana: alarm kebakaran berbunyi; seorang murid sakit; dua murid berkelahi; komputer rusak; dan sebagainya.
5.      Hanya ada sedikit privasi. Kelas adalah tempat publik dimana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah, melihat kejadian tidak terduga, dan mengalami frustasi. Beberapa guru melaporkan bahwa mereka merasa di “atas bara api” atau terus-menerus dipelototi. Apa-apa yang terjadi dalam diri satu murid dilihat oleh murid lain, dan murid lain itu membuat atribusi tentang apa yang terjadi.
Tujuan dan Strategi Manajemen
·         Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk beljar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
·         Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
·         Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
·         Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
·         Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
·         Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Hal-hal yang Berhubungan Dengan Pengelolaan Kelas:
1.      Membuat kelas sebagai tempat belajar.
2.      Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas.
3.      Menciptaka suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belaja.
4.      Selalu berusaha afar benar-benar aktif belajar.
5.      Mengupayakan sarana-sarana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efesien.
Gaya Penataan
o   Gaya auditorium, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
o   Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
o   Gaya off-set, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
o   Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau berbentu U.
o   Gaya klaster, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Menciptakan Lingkungan yang Positif  Untuk Pembelajaran
Strategi Umum
Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya manajemen Kelas Otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bahkan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol muri dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka.
Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid-murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif. Berikut beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
1.      Menunjukkan seberapa jauh mereka mengikuti.
2.      Atasi situasi tumpang tindih secara efektif.
3.      Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
4.      Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Menjadi Komunikator yang Baik 
Berbicara di Depan Kelas dan Murid
1.      Menggunakan tata bahasa dengan benar.
2.      Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade murid Anda.
3.      Menerapkan strategi untuk mningkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang Anda katakan, seperti menekankan pada kata-kata kunci, megulang penjelasan, atau memantau pemahaman murid.
4.      Berbocara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
5.      Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
6.      Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas.
Rintangan Komunikasi Verbal yang Efektif
1.      Kritik.
2.      Memberi julukan dan pelabelan.
3.      Menasihati.
4.      Mengatur-atur.
5.      Ceramah moral (moralizing).
Menghadapi Perilaku Bermasalah
Strategi Manajemen
Intervensi Minor, strategi intervensi minor yang efektif antara lain adalah:
1.      Gunakan isyara nonverbal.
2.      Terus lanjutkan aktivitas belajar.
3.      Dekati murid.
4.      Arahkan perilaku.
5.      Beri instruksi yang dibutuhkan.
6.      Suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung.
7.      Beri murid pilihan.
Intervensi Moderat, beberapa intervansi moderat untuk mengatasi problem:
1.      Jangan beri privilese atau aktivitas yang mereka inginkan.
2.      Buat perjanjian behavioral.
3.      Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas.
4.      Kenakan hukuman atau sanski.

Kamis, 01 Juni 2017

Psikologi Pendidikan - Pelajar yang Tidak Biasa


Siapakah Anak Yang Menderita Ketidakmampuan Itu?
Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri.
Para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat). Tujuannya dalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan. Misalnya, ketika anak yang menggunakan kursi roda tidak memiliki akses yang memadai untuk ke kamar mandi, transportasi, dan sebagainya, maka ini disebut sebagai handicapping condition.
Gangguan Indra                                         
1.      Gangguan Penglihatan, anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korejtif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar  atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationallu blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind.
2.      Gangguan Pendengaran, gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas reguler. pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membca gerakan bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
Gangguan Fisik                   
1.      Gangguan Ortopedik, biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
2.      Cerebral Palsy, gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh  sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
3.      Gangguan Kejang-kejang atau epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
Retradasi Mental
Adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
Penyebab retradasi mental adalah:
Faktor genetik
·         Down syndrome, bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47)
·         Fragile X syndrome, bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal.
Kerusakan otak
·         Fetal alcohol syndrome, serangkaian ketidaknormalan, termasuk retradasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selama masa kehamilan.
Gangguan Bicara dan Bahasa
·         Gangguan Artikulasi
·         Gangguan Suara
·         Gangguan Kefasihan
·         Gangguan Bahasa
o   Bahasa reseptif
o   Bahasa ekspresif
Isu Pendidikan Yang Berkaitan Dengan Anak Yang Menderita Ketidakmampuan
Aspek Hukum
   Individual with Disabilities Education Act (IDEA), menetapkan mandat luas untuk pelayanan bagi semua anak penderita ketidakmampuan. Mandat ini mencakup evaluasi dan determinasi eligibilitas (eligibility), pendidikan yang tepat dan rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan setiap anak, dan pendidikan dalam lingkungan yang tak terlampau ketat.

·         Least Restrictive Environment (LRE), sebuah setting yang semirip mungkin dengan setting tempat mendidik anak yang tidak menderita ketidakmampuan.
·         Inklusi, mendidik anak dengan pendidikan spesial di kelas reguler.

Kunjungan Minggu Ini

Shania Ulimaz Yasmin. Diberdayakan oleh Blogger.